Search This Blog

Friday, 18 October 2019

Peradaban Nusantara Purba

Dalam perjalanan sejarah peradaban Nusantara Purba, pada ajaran KAPITAYAN ada gerak_kultivasi dan kontemplasi kepada SANG HYANG TAYA sebutan untuk Zat Mutlak dari ajaran kapitayan sebagai ajaran monoteisme ) yang merupakan ajaran asli Nusantara sebelum datang agama-agama lainnya, HYANG TAYA adalah kehampaan mutlak, kekosongan, kosong tetapi isi, isi tetapi kosong, TAN KENA KINAYA NGAPA, suwung ( laisa kamitslihi syai'un ),
Pola formasi gerakan gerakan kultivasi dan kontemplasi disebut SEMBAH ING HYANG / SEMBAHYANG, gerakan nya berupa TUlajeg ( berdiri ) TUngkul ( ruku ) TUlumpak( duduk bersimpuh ) dan TOndhem ( sujud ), dalam perkembangannya di sekian abad kemudian didalam agama-agama pun ini dipakai, seperti pada tradisi Hindu ada ‘ Surya Namaskar ’ di Islam ada Sholat, di Mazmur ( Zabur ), Taurat ,Injil, gerakan-gerakan ini tercantum.

Begitupun dengan mengitari suatu bentuk bangunan suci yang disebut prasawiya / pradaksina, di Nusantara sudah ada, yang mengitari nya disebut HAGIA, ini juga dipakai di ajaran agama berikutnya, kesemua aktivitas laku itu pada dasarnya adalah untuk mentransformasikan energidan kesadaran agar naik ke dimensi yang lebih tinggi, jadi bukan sekedar ! mengerjakan kewajiban,
Tapi setiap gerakan dilakukan untuk mampu bertransformasi meningkatkan daya dan menyelaraskan diri dan alam, MANUNGGAL, RITUS ( kultivasi dan kontemplasi ) apapun yang di lakukan adalah bertujuan untuk bertransformasi dan berevolusi, bukan sekedar mengerjakan yang tidak ada efek apapun pada diri secara kesadaran yang lebih baik, sebab penyelarasan dengan energi alam juga di butuhkan, sebab jika sudah banyak yang rusak, maka hanya Manusia yang mampu menyelaraskanenergi alam, dengan ritus-ritus nya,

Jikalau Manusia tidak melakukannya, maka dengan secara otomatis system alam sendiri yang akan melakukannya, alam akan mencari keseimbangannya, yang biasa kita sebut sebagai bencana, bencana adalah efek samping dari kerusakan-kerusakan yang ada ( dilakukan Manusia ) dan efek samping dari menurunya aktivitas Manusia yang melakukan ritus untuk keseimbangan dan keselarasan energi alam.
Karena hanya Manusia yang di beri kemampuan dan kewenangan untuk bisa melakukan nya, maka sebab itulah Manusia di beri predikat sebagai khalifah di Bumi, maka ritus itu disebut pada hakikatnya adalah ibadah, apapun bentuknya, asal tujuannya menyeimbangkan dan menyelaraskan energi dan ekosistem alam, karena Esensi Ibadah sejatinya adalah ; melaksanakan apa yang menjadi kepentingan Tuhan atas seluruh makhluk sesuai kadar dan kapasitas yang di berikan oleh Tuhan itu sendiri .

1      2      3      4      5      6      7      8      9      10

No comments: