Search This Blog

Saturday, 12 June 2021

KERAJAAN BUGIS SULAWESI

Menguraikan secara singkat dan sederhana perihal suku Bugisdalam empat kerajaan tersebut

Suku Bugis di Kerajaan Bone
Kerajaan Bone adalah cerminan utama kerajaan dari suku Bugis yang memiliki kisah yang panjang dan terkenal di Sulawesi Selatan. 
Pendirian Kearajaan Bone dimulai pada saat kekacauan yang terjadi selama tujuh generasi mencapai puncak. Seorang yang tidak muncul dari dunia (tu Manurung) muncuk ditengah-tengah konflik komunitas Suku Bugis Bone yang dikenal sebagai To Manurungnge ri Matajang
Ketujuh Pemimpin (Raja Kecil) kemudian sepakat untuk mengangkat Manurungnge ri Mattajang sebagai pemimpin mereka dengan gelar Arumpone sedangkan ke tujuh raja tersebut menjadi dewan Legislasi yang dikenal dengan nama Ade’ Pitue
To Manurungnge ri Matajang kemudian dikenal dengan nama Mata Silompoe sedangkan ade’ Pitua terdiri dari; matoa ta, matoa tibojong, matoa tanete riattang, matoa tanete riawang, matoa macege, matoa ponceng. Penyebutan Matoa kemudian diganti dengan nama Arung
Sepeninggalan Meurungnge ri Matajang, Kerajaan Bone kemudian dipimpin langsung oleh keturunannya, yakni Putra Mahkota La Ummasa Petta Panre Bessie. Disusul oleh Kemanan La Ummasa yakni anak dari adik perempuannya yang menikah dengan Raja Palakka, yaiyi Saliyu Kerrempelue
Raja Ketiga ini dikenal cukup hebat dan melakukan ekspansi kekuasaan ke seluruh penjuru di wilayah bagian utara, barat dan selatan Bone, sedangkan wilayah timur berbatasan dengan Lautan.
Suku Bugis di Kerajaan Soppeng
Seperti yang telah tertulis dalam kisah I la Galigo. Kekacauan yang terjadi di Tompo Tikka, akhirnya membuat perpecahan di komunitas Luwu
Beberapa kelompok kemudian berpindah. Di Soppeng sendiri dikenal dua orang to Manurung, yakni Manurungnge ri Goaire, seorang wanita yang menjadi pemimpin Soppeng Ri Aja dna yang keuda adalah To Manurungnge ri Sekkanyili yang dikenal dengan nama La Temmamala yang kemudian memimpin Soppeng ri Lau.
Persatuan dua kerajaan Ri Aja dan Ri Lau ini kemudian membentuk kerajaan Soppeng untuk pertama kalinya.
Suku Bugis di Kerajaan Wajo. 
Arus imigrasi setelah terjadi kerusuhan di Bumi Tompo Tikka kemudian mebuat sebagaian kecil kelompok bergerak menujuh Dana Lampulungeng
Kelompok ini dipimpin oleh seorang sakti mandraguna yang dikenal dengan nama Puangnge ri Lampulung.Ketika beliau meninggal, ia digantikan oleh orang yang sama-sama menguasai ilmu supranatural yang membawa kelompok ini berpindah ke Boli. 
Lapaukke yang merupakan pangeran dari kerajaan Pamanna kemudian datang ke komunitas ini dan membentuk kerajaan Cinnotabbu paling tidak selama Lima generasi. 
Setelah kerajaan ini Bubar, maka berdirilah kerajaan Wajo dari orang-orang yang sama.
Sejarah dari kerajaan Pra Wajo dipimpin oleh (1) La Paukke Arung Cinnotabi I; (2) We Panangngareng Arung Cinnotabi II; (3) We Tenrisui Arung Cinnotabi III; (4) La Patiroi Arung Cinnotabi IV; (5) dwi tunggal yakni Arung Cinnotabi V yakni La Tenribali dan La Tenritippe.
Krisis berat kemudian melanda kerajaan yang dipimpin oleh dua raja. Rakyat kemudian menemukan titik terang dengan memilih La Tenribali sebagai raja dan menyarkaan diri sebagai kerajaan Wajo dan memberikan gelar kepada La Tenribali, Batara Wajo.
Suku Bugis di Kerajaan Makassar (Gowa-Tallo)
Dalam beberapa Sejarah disebutkan bahwa salah satu kelompok Migrasi besar yang melarikan dari Tompo Tikka ketika krisis dan perang saudara terjadi berkepanjangan kemudian bergerak ke bagian Selatan. 
Kemunitas ini kemudian membentuk Sembilan kelompk yang yakng dikenal sebagai Salapang Kasuwiyang yang kelak menyatu dan menyatakan diri berdiri sebagai kerajaan Gowa dengan raja pertama Tu Manurung Baine.
Pada perkembangannya, kerajaan kemudian bersatu dengan kerajaan Tallo dan menjadi kerajaan Kembar yang sangat terkenal di Nusantara.
Meskipun corak kerajaan ini adalah corak kerajaan Makassar yang terdiri dari 4 lingkup besar yakni Lakiung, Turatea, Konjo dan Selayara, namun berada pada satu daratan yang sama dengan suku Bugis dan kehausan akan kekuasan membuat perang saudara anatara dua suku Bugis yang diwakili Bone, dan Makassar yang diwakili oleh Gowa-Tallo pecah, pada akhir abad 16. 
Sehingga perkembangan suku bugis juga dipengaruhi oleh Kerajaan-kerajaan di Makassar. Kebesaran nama Makassar seperti yang kita saksikan sampai sekarang.

No comments: