Search This Blog

Tuesday, 1 June 2021

Kerajaan Kutai

Kutai Martapura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua berupa prasasti Yupa dan berdiri sekitar abad ke-4 atau lebih tepatnya tahun 400 hingga 1635. Pusat kerajaan ini terletak di Muara Kaman, yang saat ini adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Informasi nama Martapura diperoleh dari kitab Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara yang menceritakan pasukan Kerajaan Kutai Kertanegara dari Kutai Lama menyerang ibu kota kerajaan ini
Raja-raja Kutai Martapura
Ada lima nama raja yang tercatat dalam sumber sejarah, yakni 3 orang di Prasasti Yupa beraksara Pallawa dan 2 orang dalam kitab Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara beraksara Arab Melayu. Adapun informasi lain yang menyebutkan daftar lebih dari 20 raja tidak berdasarkan sumber sejarah yang autentik / Tutur cerita Rakyat .
Maharaja Kundungga
Kundungga merupakan raja awal pendiri Kerajaan Kutai Martapura dengan gelar Maharaja Kundungga Anumerta Dewawarman, yang memerintah sekitar tahun 400 Masehi atau abad ke-4 Masehi. Pada awalnya Kutai Martapura yang dipimpin oleh Kundungga belum berkedudukan sebagai raja, melainkan sebagai pemimpin kepala suku. Kutai Martapura pada masa Kundungga belum mempunyai sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis
Nama Maharaja Kundungga dimaknai sebagai nama asli orang Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya India. Pada awalnya kedudukan Kundungga adalah sebagai kepala suku, setelah masuk pengaruh Hindu ke Indonesia kemudian ia mengubah struktur menjadi kerajaan dan dirinya menjadi raja, dan dilakukan secara turun temurun. Nama Maharaja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya Hindu. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk akhiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.
Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)
Nama Maharaja Aswawarman diyakini telah terpengaruh oleh budaya Hindu, berdasarkan fakta kata "Warman" berasal dari bahasa Sanskerta, yang biasanya digunakan untuk menyebut nama orang atau penduduk India Selatan.
Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman) adalah Mulawarman Nala Dewa. 
Mulawarman adalah raja Kutai Martapura yang memerintah pada abad ke-4 Masehi. Dalam prasasti Yupa disebutkan bahwa Mulawarman pernah menyumbangkan 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana.
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Hindu.
Kerajaan Kutai Martapura berakhir saat rajanya yang bernama Maharaja Dermasatia terbunuh dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kertanegara ke-8, Pangeran Sinum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martapura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kertanegara yang saat itu ibu kota di Kutai Lama.
Kutai Kertanegara ,pada tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kertanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kertanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kertanegara. 
 
Kontroversi
Pada awal tahun 2020 beredar kabar adanya perkumpulan yang menamakan dirinya “Maharaja Kutai Mulawarman”. Perkumpulan ini mengaku sebagai penerus tahta raja Mulawarman. Namun, pernyataan ini tidak berlandaskan Penemuan sejarah. Kerajaan Kutai Martapura yang dulu berpusat di Muara Kaman tidak dihidupkan kembali. Alasannya, eksistensi kerajaan ini sudah Masuk ke dalam Kerajaan Kutai Kertanegara. Alasan lainnya adalah tidak ada sumber sejarah yang valid mengenai silsilah dari keturunan Raja Dermasatia sebagai raja terakhir Kerajaan Kutai Martapur
a

https://id.wikipedia.org

No comments: