Sebagian telah diketahui Bahwa Candi Borobudur Dihias oleh bermacam
relief Cerita, Sejak dari Dinding Kaki Candi Yang Tertutup Hingga diding
pagar langka ditingkat ke-5 CAndi Borobudur. Secara berturut-turut
relief cerita yang dipahatkan sejak candi tertutup hingga tingkat Ke-5
Adalah
(1) Kisah Mahakarmmavibhangga
(2) Lataka-Avadana
(3)Lalitavistara
(4) dan Gandavyuha
5. Bhadracari dibagian akir cerita.
Semua relief tersebut dipilih untuk dipahatkan di Candi Borobudur
tentunya dengan alasan tertentu. Alasan Yang Paling JelasBerhubungan
dengan Bangunan sucitersebut adalah BahwaKisah-kisah itu berisikan
ajaran keagamaan ,ajaran kebajikan yang selayaknya dapat ditiru dan
dilaksanakan oleh Manusia Didunia.
Kisah Jataka-Avadana Sangat Dikenal Oleh Kalangan Pemeluk agama Budha
terutama dikalangan Mahayana baik di Tibet , India , Dan juga Jepang.
Jataka adalah kisah tentang sang Budha sebelum dilahirkan sebagai
pangeran Sidharta. Intinya Berisikan Kisah-kisah Kebajikan Yang Telah
dilakukan oleh Bhoddhisattva tersebut sebelum Menjadi Anak Raja
Kapilavastu.
DI Candi Borobudur kedua macam kisah tersebut dipahatkan dalam bentuk
relief,namun dalam pemahatanya tidak dibedakan antara Kisah Jataka atau
Avadana. Panil-panil relief yang menggambarkan kisah-kisah Jataka
dipahatkan bersama dengan panil yang memberikan kisah Avadana,
Kadang-kadang berselingan dan bersebelahan. Jadi di Candi itu tidak ada
tempat khusus bagi pemahat satu rangkaian kisah dalam relief, Misalnya
Diding Bawah langka untuk Avadana, sedangkan diding atas untuk Jataka.
Maka dapat ditafsirkanbahwa dalam Abad ke-8 ketika Candi Borobudur
dibangun, kisah Jataka dan Avadana mempunyai Kekepopuleran yang Sama,
sehingga para pemahat relief ceritanya tidak perlu membedakan penepatan
panil relief diantara kedua cerita.
Kisah-kisah Jataka dikenal sejak Sang Budha Masih hidup, ia Kerap kali
menguraikan cerita tersebut sebagai perumpamaan tentang kebajikan yang
patut ditiru dan keburukan yang tidak patut diikuti para Muridnya.Dalam
berbagai kesempatan,diberbagai tempat pengembaraanya sang Budha
menceritakan bermacam kisah Jataka dan Avadana.Misalnya ketika Sang
Budha berada di kota Sravasti,di Vihara Jetavana, ditaman Anathapindika,
ia Menguraikan bermacam kisah Jataka dan Avadana, Kemudian ketika Sang
Budha bermukim di Magadha, di Rajagrha dihutan Nyagrodha . ketika berada
diVaisali Hutan Mangga, dan dibeberapa tempat lainya, ia sering kali
menguraikan kisah-kisah ajaran pendidikan Jataka-Avadana.
Inti kisahnya adalah tentang sang Bhodhisattva Yang mengalami kelahiran
berulang kali dalam berbagai wujutnya untuk membantu Manusia mancapai
jalan Kabudhan. Dalam kisah-kisah itu Sang Bhoddhisattva baik sebagai
Manusia ataupun hewan selalu Mengarah atau mencontohkan kepada kebenaran
dan ajaran tentang Dharma.
Dengan demikian walupun Banyak kisah Jataka-Avadana yang bersifat
Didaktik(Pendidikan), pada hakekatnya segala kisah itu berupaya
melaksanakan Darma secara Baik.
Jadi Jataka-Avadana pada hakekatnya menceritakan ajaran agama yang
sacral namun diselaputi dengan kisah tokoh-tokohnya Berkenaan dengan
Hewan yang bisa berbicara seperti Manusia.